Valve: Terlalu Dini Omongin Virtual Reality

| Rabu, 02 Januari 2013
Valve: Terlalu Dini Omongin Virtual Reality
Fakta bahwa bermain game dengan model virtual reality merupakan salah satu model permainan yang banyak ditunggu-tunggu oleh gamer. Biarpun ada perusahaan-perusahaan besar yang sedang sibuk mempersiapkan periferal virtual reality semacam itu, tapi pada kenyataannya, hal tersebut masih tidak mungkin dijalankan. Paling tidak, itulah yang diyakini oleh salah satu orang penting di Valve, Michael Abrash. Menurutnya, gaming virtual reality masih harus berhadapan dengan rintangan dalam bentuk keterbatasan yang ada di sebuah hardware. Menurutnya lagi, dibutuhkan juga momen-momen yang luar biasa sebelum ada periferal virtual reality yang bisa berdiri sendiri.
Dalam posting yang dikirimkan oleh Abrash, dijelaskan bahwa tingkat latency hardware (maksudnya, waktu yang dibutuhkan oleh peralatan kalian untuk menampilkan sebuah gambar), merupakan faktor penghalang terbesar yang harus bisa dilewati. Berikut ini adalah penuturan Abrash terkait dengan masalah gaming virtual reality yang telah menjadi idaman banyak orang itu.

"Kebanyakan game memiliki latency, mulai dari gerakan mouse sampai dengan update layar dari 50 ms atau bahkan terkadang lebih baik lagi, walau saya telah melihat angka latency yang mencapai 30 ms untuk game-game sederhana (secara grafis) dengan kondisi vsync dalam keadaan mati. Sebaliknya, saya bisa mengatakan kepada kalian dari pengalaman pribadi saya, bahwa latency di atas 20 ms itu masih terlalu lambat untuk VR, terutama AR, tapi hasil riset menunjukkan kalau dengan latency 15 ms saja, mungkin akan menjadi titik pentingnya, atau bahkan 7 ms," jelasnya.
Kemudian, Abrash juga menjelaskan secara detil kenapa para ahli hardware dan software yang ada sekarang masih belum mampu memperbaiki kualitas latency di atas level yang ada sekarang dan kemudian menyimpulkan bahwa memang yang namanya teknologi virtual reality itu masih harus menunggu sampai teknologi yang ada sudah lebih canggih lagi.

"Tidak mungkin bisa menghadirkan tingkat latency yang rendah dengan menggunakan hardware yang ada sekarang, yang sekarang ini juga sudah memiliki resolusi yang cukup tinggi, biaya yang rendah, ukuran gambar yang tepat, faktor bentuk yang cukup ekonomis dan beratnya yang tidak terlalu berat serta kualitas pixel yang cocok untuk AR/VR," tuturnya.
"Seseorang harus maju dan merubah peraturan yang ada pada hardware untuk bisa menurunkan tingkat latency yang ada. Hal tersebut sangat mungkin dilakukan dan pasti akan terjadi – pertanyaannya sekarang adalah kapan dan oleh siapa. Sudah merupakan harapan saya bahwa apabila pangsa pasar VR mulai bermunculan setelah Oculus Rift diluncurkan, maka saat dimana latency tampilan menurun sudah sangat dekat."

Mungkinkah yang nantinya akan membuat terobosan baru dalam bidang virtual reality adalah Valve? Pasalnya, tim hardware Valve kini dikabarkan sedang sibuk mempelajari tentang teknologi VR dan sedang mengerjakan sebuah peralatan komputasi yang bisa dikenakan, serta masih banyak lagi proyek-proyek rahasia lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲