Paten Baru Sony Bikin Saham GameStop Turun

| Jumat, 04 Januari 2013
Paten Baru Sony Bikin Saham GameStop Turun
Sony dikabarkan telah mengambil keputusan untuk mematenkan teknologi terbaru yang membuat konsol terbarunya nanti, tidak bisa digunakan untuk memainkan game bekas. Mungkin bagi Sony, ini adalah sebuah keputusan yang sangat tepat dan menguntungkan. Tapi tidak begitu halnya bagi GameStop yang memang banyak bergerak di bidang perdagangan game-game bekas. Akibat munculnya kabar pematenan tersebut, nilai saham GameStop dikabarkan mengalami penurunan sebesar 5% (US$1.30).
Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, daya tarik utama bisnis GameStop memang terletak pada perdagangan game bekas, baik itu dengan cara menukarkan game lama dengan kredit toko yang nantinya bisa digunakan untuk membeli game lain dengan harga yang lebih rendah. Menyadari kemungkinan tersebut, salah satu analis dunia game yang cukup terkenal, Michael Pachter dari Wedbush Securities langsung mengirimkan peringatan kepada para investor. Seperti yang bisa diduga setelahnya, para investor pun mulai ketakutan… Bukan hal yang aneh kan kalau pada akhirnya, GameStop terkena imbasnya?

"Sony sendiri hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari keputusan unilateral untuk menahan sebuah game," tulisnya. "Penjualan software dari perusahaan tersebut mewakili kurang dari 10% dari keseluruhan penjualan konsolnya dan tampaknya tidak mungkin bahwa dengan menahan perdagangan game bekas bisa menyebabkan peningkatan lebih dari 10% untuk game baru. Itu berarti, penjualan Sony hanya akan meningkat secara marginal apabila memang pada akhirnya PS4 melarang penggunaan game bekas."
Kemudian Pachter menuliskan lagi, "Secara material, Sony akan mengalami kerugian apabila konsol terbarunya melarang penggunaan game bajakan, sedangkan para pesaingnya seperti Microsoft dan Nintendo tidak menggunakan cara tersebut." Dengan kepercayaan seperti itu, Pachter pun menegaskan bahwa posisi GameStop untuk saat ini masih aman dan tidak akan mengalami perubahan yang sangat signifikan, terutama dari segi nilai saham.

Lebih lanjut, Pachter mengatakan kalau cara kerja yang paling masuk akal justru adalah bagaimana Sony mengintegrasikan sebuah teknologi bagi para publisher individual yang tidak ingin sampai gamenya bisa dimainkan oleh tangan kedua. "Apabila sebuah publisher nekad menggunakan cara itu dan menyebabkan konsumennya marah besar, teknologi pemeriksaan ID dari Sony akan memungkinkan para publisher untuk menciptakan syarat penggunaan yang cara kerjanya mirip dengan lisensi software, bukan penjualan kepingan dengan harga murah," tuturnya. "Kami tidak yakin kalau Sony atau publisher manapun berani mengambil resiko seperti itu."
Keputusan akhir Sony sendiri masih belum diketahui pasti. Tapi perlu Klikers ketahui, sekitar setahun yang lalu, ternyata Microsoft juga dikabarkan pernah mempertimbangkan menggunakan metode yang sama dengan paten Sony ini di konsol penerus Xbox360 yang sering dikenal dengan Durango (nama tak resmi). Saat itu, rumor tersebut cukup untuk membuat nilai saham GameStop mengalami penurunan. Tapi seperti halnya efek dari pematenan yang dilakukan Sony, kabar tersebut tidak berpengaruh besar pada nilai saham GameStop.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲