Sony
dikabarkan telah mengambil keputusan untuk mematenkan teknologi terbaru
yang membuat konsol terbarunya nanti, tidak bisa digunakan untuk
memainkan game bekas. Mungkin bagi
Sony, ini adalah sebuah keputusan yang sangat tepat dan menguntungkan. Tapi tidak begitu halnya bagi
GameStop yang memang banyak bergerak di bidang perdagangan game-game bekas. Akibat munculnya kabar pematenan tersebut, nilai saham
GameStop dikabarkan mengalami penurunan sebesar
5% (
US$1.30).
Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, daya tarik utama bisnis
GameStop
memang terletak pada perdagangan game bekas, baik itu dengan cara
menukarkan game lama dengan kredit toko yang nantinya bisa digunakan
untuk membeli game lain dengan harga yang lebih rendah. Menyadari
kemungkinan tersebut, salah satu analis dunia game yang cukup terkenal,
Michael Pachter dari
Wedbush Securities
langsung mengirimkan peringatan kepada para investor. Seperti yang bisa
diduga setelahnya, para investor pun mulai ketakutan… Bukan hal yang
aneh kan kalau pada akhirnya,
GameStop terkena imbasnya?
"
Sony sendiri hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari keputusan unilateral untuk menahan sebuah game," tulisnya. "Penjualan
software
dari perusahaan tersebut mewakili kurang dari 10% dari keseluruhan
penjualan konsolnya dan tampaknya tidak mungkin bahwa dengan menahan
perdagangan game bekas bisa menyebabkan peningkatan lebih dari 10% untuk
game baru. Itu berarti, penjualan
Sony hanya akan meningkat secara marginal apabila memang pada akhirnya
PS4 melarang penggunaan game bekas."
Kemudian
Pachter menuliskan lagi, "Secara material,
Sony akan mengalami kerugian apabila konsol terbarunya melarang penggunaan game bajakan, sedangkan para pesaingnya seperti
Microsoft dan
Nintendo tidak menggunakan cara tersebut." Dengan kepercayaan seperti itu,
Pachter
pun menegaskan bahwa posisi GameStop untuk saat ini masih aman dan
tidak akan mengalami perubahan yang sangat signifikan, terutama dari
segi nilai saham.
Lebih lanjut,
Pachter mengatakan kalau cara kerja yang paling masuk akal justru adalah bagaimana
Sony mengintegrasikan sebuah teknologi bagi para
publisher individual yang tidak ingin sampai gamenya bisa dimainkan oleh tangan kedua. "Apabila sebuah
publisher nekad menggunakan cara itu dan menyebabkan konsumennya marah besar, teknologi pemeriksaan ID dari
Sony akan memungkinkan para
publisher untuk menciptakan syarat penggunaan yang cara kerjanya mirip dengan lisensi
software, bukan penjualan kepingan dengan harga murah," tuturnya. "Kami tidak yakin kalau
Sony atau
publisher manapun berani mengambil resiko seperti itu."
Keputusan akhir
Sony sendiri masih belum diketahui pasti. Tapi perlu Klikers ketahui, sekitar setahun yang lalu, ternyata
Microsoft juga dikabarkan pernah mempertimbangkan menggunakan metode yang sama dengan paten Sony ini di konsol penerus
Xbox360 yang sering dikenal dengan
Durango (nama tak resmi). Saat itu, rumor tersebut cukup untuk membuat nilai saham
GameStop mengalami penurunan. Tapi seperti halnya efek dari pematenan yang dilakukan
Sony, kabar tersebut tidak berpengaruh besar pada nilai saham
GameStop.
Related Posts :
Post : GAME PC NEWS
0 komentar:
Posting Komentar